Aceh yang disebut sebagai Serambi Makkah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menerapkan peraturan syariat Islam dalam tata kehidupan sehari-harinya. Aceh disebut Serambi Makkah dikarenakan sebelum berangkat Haji, dulu jamaah haji singgah dulu di Aceh. Sebagai wilayah yang instimewa, Aceh banyak menawarkan kesan istimewa bagi para pendatang yang berkunjung ke Aceh.

Ini merupakan kunjungan pertama saya ke Aceh, destinasi yang sempat masuk daftar kunjungan saya beberapa tahun lalu dan akhirnya tersampaikan di tahun ini. Banyak hal yang memotivasi saya untuk bisa berkunjung ke Aceh waktu itu, sebagai daerah yang istimewa saya ingin mengetahui bagaimana kearifan lokal masyarakatnya, kebiasaan warganya, kuliner khasnya, hingga keindahan destinasi wisatanya. Prinsip yang selalu saya pegang setiap melakukan perjalanan adalah harus mengetahui cerita destinasinya.

Jamuan Aceh pertama yang saya rasakan adalah mencicipi masakan khas Aceh diantaranya olahan daging ayam tangkap, ayam lepas, racikan kuah sayur yang disebut pliek u, kuah beulangong, sie reuboh hingga sajian mie aceh yang terkenal. Secara sajian, masakan Aceh tidak jauh berbeda dengan masakan khas pulau Sumatera lainnya seperti Palembang dan Padang yang kayak akan rempah dan kuah santan kentalnya yang menggugah selera.

Jamuan Aceh berikutnya adalah kopi. Siapa yang tidak familiar dengan kopi Aceh yang terkenal dengan Kopi Gayo nya, menjadi buruan oleh-oleh yang harus dibawa ketika berkunjung ke Aceh. Ada beberapa kedai kopi yang saya sambangi untuk menikmati cita rasa kopi yang langsung diracik oleh tangan asli orang Aceh. Pertama adalah Kedai Kopi Kuta Alam yang direkomendasikan orang Aceh sebagai kedai kopi yang mulai menggunakan alat modern dalam menyajikan kopi. Salah satu menu kopi yang direkomemdasikan di sini adalah ‘Sanger Coffe’, yang katanya kopi ini dulunya adalah menu kopi untuk mahasiswa yang ingin menikmati kopi dengan keterbatasan uang. Sanger merupakan satu jenis minuman khas aceh. Sanger atau kopi sanger ini mirip dengan kopi susu yang sering kita jumpai di cafe-cafe. Meskipun begitu, sanger memiliki cita rasa khas yang berbeda dari kopi pada umumnya.

Kedai kopi selanjutnya yang saya kunjungi adalah Kopi Solong di kawasan Ulee Kareng yang merupakan legendanya kedai atau brand kopi yang memang dikenal sebagai peracik kopi tertua di Aceh. Sama seperti kedai lainnya, menu andalan di sini juga ‘Sanger Coffee’. Tapi kali ini saya ingin mencoba racikan kopi hitam gayo khas Solong yang terkenal ini.

Jamuan berikutnya sebagai tamu Aceh adalah merasakan kebiasaan menarik warga Aceh yang sering berkumpul dan memperbincangkan banyak hal baik itu di kedai kopi dengan kopinya, di kantin kampus, di kafe serta tempat tongkrongan lainnya. Ikut dan berbaur bersama warga Aceh yang larut dalam kenikmatan perbincangan dan kopi, bahkan sampai dibilang kopi menjadi wadah kedamaian bagi orang Aceh.